Senin, 03 April 2017

kau datang dengan cara yang dangkal.

Hidup harus terus beriringan dengan waktu yang seringkali menghadirkan ingatan. Banyak hal yang sudah berusaha dilupakan pun pada akhirnya bisa saja kembali datang, membongkar kembali luka-luka yang tlah usang. Semua yang dibuang jauh seolah terlempar menjadi sangat dekat. Tiba-tiba kau hadir lagi. Dalam kesempatan yang tak pernah ku inginkan. Entah sebab apa kau inginkan kita bertemu dan bicara. Aku yang sudah berjalan jauh tak berdaya , seolah masih ada yang terasa. Sesuatu yang tersimpan di dada, tenggelam dalam hal-hal yang berbentuk luka. Hari itu kau terus meminta kesempatan lagi untuk memperbaiki segala yang sudah tak perlu lagi di jauhkan. Sempat ingin bertanya,   bukankah selama ini kau yang menjauhkan? Namun, ku pendam saja. Aku tak ingin kau mengira  masih ada hal yang tidak ku rasa. Aku tidak ingin kau menduga aku memendam dendam. Aku tak mau kau mengira aku masih menyimpan sayang. Tidak ada sama sekali. Sejak kau memilih pergi dan menyakiti, hatiku bersumpah untuk mati dan tak ingin kau sakiti.
Aku telah membuangmu jauh-jauh dari ingatanku. Sebab mengenangmu hanya menjenuhkan kehangatan hariku. Tidak ada gunanya mengenang seseorang yang sudah tak ingin pulang. Seseorang yang telah memilih mati pada jalan lain. Kamu membuat semua yang menjadi harapan, hanya tersisa dalam pedihnya ingatan.. semua keputusan pahit itu lahir atas pintamu. Semua jalan berderai air mata semata kehadiranmu pada semesta. Aku yang tertinggal tak pernah kau beri kesempatan untuk mengatur tanggal kapan semua akan kembali. Kau memilih membakar semua hari. Menjadikan kisah kita hanya kasih yang mati.
Lama aku mencoba membuat semua kembali menjadi lebih baik. Aku ingin kau berkata kita akan hidup lagi. Namun kenyataannya tidak semanis harap, yang aku dapat hanya pahit yang mendekap. Kau tetap saja betah menjadi dirimu yang tak peduli. Hingga suatu ketika lelahku tiba juga. Sejak hari itu aku memilih menganggapmu tak pernah ada. Namun, entah angin apa yang membawamu kembali. Kau datang dengan cara yang dangkal , seolah tak pernah ada luka yang kau sesal. Aku tak memendam dendam. Aku sudah memaafkanmu jauh hari dengn syarat kau tidak pernah kembali. Sebab, maaf mungkin bisa menghilangkan segala luka, tetapi tak bisa mengembalikan semuanya seperti semula.