Rabu, 22 Juni 2016

Kita.

Berjam-jam tanpa suara, masih bisa membuat kita ingin berdua. Aku senang menatapmu, yang tiba-tiba menatapku lama. Di matamu, aku merasa selalu lebih baik. Aku tak pernah merasa sendiri. Aku selalu punya teman, bahkan saat aku sudah pulang. Dikepalaku kau kuajak kemana-mana. Mendatangi tempat-tempat tak terduga.
Itulah alasan, mengapa aku selalu ingin bertemu denganmu. Aku suka mengusap pipimu, menggodamu, “genduttt.” Atau sekedar bersandar dibahumu lalu menggigit lenganmu.. kamu mengerang dan aku tertawa. Lalu, kita diam untuk waktu yang lama. Menikmati lamat-lamat kebersamaan. Memandang hal yang ada di pandangan. Meski sibuk dengan pikiran masing-masing. Namun, kita tak pernah merasa resah satu sama lain.
Hingga hari ini kita masih suka melakukan hal yang sama. Saling menerka-nerka isi kepala. Tanpa pernah menuntut satu sama lain. Tanpa pernah membahas hal-hal lain. Kita hanya mnikmati suasana yang membuat kita larut. Meski bisa saja kehilangan datang seketika, tetapi kita tetap saling percaya. Rasa nyaman ini adalah bahagia. Lalu kenapa harus takut, kalau akhirnya kita saling jatuh cinta?

Rabu, 01 Juni 2016

teruslah berjalan.

Kamu sudah memperjuangkannya. juga sudah melakukan apa saja untuk membuatnya jatuh cinta. Kamu merelakan dirimu berletih-letih demi mendapatkan perhatiannya. Kamu menghabiskan segala waktumu hanya untuk membuat dia tertarik padamu. Kamu mencari tau apa saja yang dia suka. Lau, kamu mencoba menjalankannya, berharap dia mau mencoba membuka hatinya. Semakin hari semakin keras perjuanganmu, semakin dia terlihat tidak peduli. Kamu masih ingin terus menunjukan kamu cinta dia. Namun, dia tetap saja mengacuhkanmu. Kamu seolah tidak ada artinya bagi dia.
Kamu menyadari ahirnya, kamu hanya manusia biasa. Seseorang yang mempunyai cinta dengan batas lelah. Setelah perjuangan panjang dan melelahkan itu. Kamu pun memilih berhenti. Kamu pelan-pelan ahirnya pergi. Bukan untuk menghapus lukamu. Kamu hanya ingin menghargai dirimu. Mengistirahatkan dirimu yang terlalu lelah berjuang sendiri. Kamu tau, dihatimu masih ada dia. Orang yang memang tidak akan mudah untuk kamu lupakan. Bagaimana mungkin bisa semudah itu melupakan seseorang yang rela kamu perjuangkan sekeras itu. Namun, hidup harus tetap berlanjut. Dan, kamu memahami itu.
Waktu mengajarkanmu mencintai diri sendiri. Kamu berjalan lagi dengan segala mimpi. Cukup sudah lelahmu yang tak pernah dihargai. Mencintai tidak hanya perihal berjuang sepenuh hati, tapi perihal saling memperjuangkan sepenuh hati. Bukan hanya usaha sendiri, tapi usaha saling mendekatkan dua hati. Kamu paham, dia memang tidak pernah melakukan itu. Dia hanya ingin menjadi seseorang yang selalu diperjuangkan. Dia tau kamu begitu mencintainya. Namun, entah mengapa dia seolah ingin mempermainkan apa yang kamu rasa.
Tetaplah berjalan, meski kamu hanya mampu pelan-pelan.sebab membawa diri pergi dalam keadaan masih mencintai adalah salah satu hal yang paling susah dijalani. Namun, kamu harus tetap pergi, agar hatimu tidak lelah dan mati. Percayalah akan ada waktunya yang mengatakan tidak mencintaimu, bisa jadi mencintaimu, atau setidaknya merindukanmu. Mungkin saat kamu telah terlalu jauh darinya, saat kamu sudah tidak begitu menginginkannya, atau mungkin saat kamu sudah dimiliki orang lain. Teruskanlah jalanmu, tetap perjuangkan hidupmu, sebab cinta yang datang terlambat, terkadang hanya menjadi penyebab rasa sakit yang lebih berat.