Aku mungkin bukan manusia terbaik yang ada di bumi. Namun kamu
harus tau, aku pernah mencintaimu dengan cara terbaikku. Dengan teramat tabah
aku berusaha memahamimu. Aku menerimamu sepenuh tubuh dan jiwaku. Tak ada
sedikitpun perasaan meragukanmu. Sepenuh hati ini sudah kesediakan untuk
menemanimu. Apa saja yang kamu perjuangkan selalu aku doakan agar kamu menang. Agar
kamu meraih semua yang kamu impikan. Aku ingin kamu bahagia dengan segala yang
kukejar. Aku tak pernah menuntut banyak hal. Selain kamu juga belajar mengerti
bahwa cinta bukan urusanku sendiri. Namun apa yang kamu lakukan? Kamu tidak
pernah berniat melakukan hal yang sama. Segala ketabahanku menghadapi sikapmu
menjadi percuma saja. Kamu memilih jalan yang lain. Bukan aku yang benar-benr
kau ingin. Diam-diam kamu masih berharap menemukan yang terbaik daripada aku. Kamu
masih mencari celah untuk memenuhi ambisimu. Sementara, aku hanya menjadi orang
yang menemanimu, tapi tak sepenuhnya ada dihatimu. Aku ada dihidupmu, tapi
bukan orang yang ingin kamu pilih sepenuh hatimu. Pada titik ini aku merasa;
ternyata aku hanyalah cadangan bagimu. Aku hanya orang yang menjadi kekasih
saat kamu kesepian. Aku hanya seseorang yang tak pernah benar-benar ingin kamu
perjuangkan.
Kamu tau aku berjuang sepenuh hatiku. Aku bekerja sekuat
yang aku mampu. Aku mempelajari banyak hal agar bisa menjadi kekasih yang mengimbangimu.
Aku ingin menjadi seseorang yang kamu banggakan kepada teman-temanmu. Seseorang
yang kamu ceritakan kepada keluargamu. Namun, usahaku ternyata tak ada artinya
bagimu. Aku ingin hubungan yang kita jalani adalah hubungan dua orang anak
manusia dewasa. Hubungan yang serius. Bukan tempat persinggahan dan kamu bisa memilih
pergi kapanpun kamu mau. Namun, kamu nyatanya memang punya tujuan lain. Kamu mmasih
menginginkan yang lebih baik. Kamu tidak pernah benar-benar menghargai apa yang
aku perjuangkan. Semua yang aku lakukan untuk membuatmu bahagia. dan, pada
titik ini aku merasa teramat sedih berjuang sendiri. Aku sedih telah
mencintaimu sepenuh hati, sementara kamu setengah hati.
Setelah berpikr panjang, aku memilih untuk meninggalkanmu. Bukan
karna aku tidak mencintaimu. Bukan juga karna ketabahanku sudah habis. Aku hanya
ingin menghargai diriku sendiri. Hidup dengan seseorang yang tidak menghargai
perasanmu akan terasa menyedihkan. Itulah alasanku menyudahi segalanya. Harusnya
kamu bersyukur dicintai sesorang seperti aku. Orang yang rela menemanimu dalam
keadaan apapun. Orang yang sangat tabah, bahkan begitu lama saat kamu tak juga
sepenuh hati. Namun, kamu tidak pernah menyadari semua itu. Dan, kamu juga
harus tau. Saat seorang yang kamu bahagiakan tak berniat membahagiakanmu,
barangkali memang ada baiknya memberi kesempatan orang lain, yang bersedia
saling membahagiakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar