Minggu, 15 Mei 2016

begitu lama.

Aku mungkin bukan manusia terbaik yang ada di bumi. Namun kamu harus tau, aku pernah mencintaimu dengan cara terbaikku. Dengan teramat tabah aku berusaha memahamimu. Aku menerimamu sepenuh tubuh dan jiwaku. Tak ada sedikitpun perasaan meragukanmu. Sepenuh hati ini sudah kesediakan untuk menemanimu. Apa saja yang kamu perjuangkan selalu aku doakan agar kamu menang. Agar kamu meraih semua yang kamu impikan. Aku ingin kamu bahagia dengan segala yang kukejar. Aku tak pernah menuntut banyak hal. Selain kamu juga belajar mengerti bahwa cinta bukan urusanku sendiri. Namun apa yang kamu lakukan? Kamu tidak pernah berniat melakukan hal yang sama. Segala ketabahanku menghadapi sikapmu menjadi percuma saja. Kamu memilih jalan yang lain. Bukan aku yang benar-benr kau ingin. Diam-diam kamu masih berharap menemukan yang terbaik daripada aku. Kamu masih mencari celah untuk memenuhi ambisimu. Sementara, aku hanya menjadi orang yang menemanimu, tapi tak sepenuhnya ada dihatimu. Aku ada dihidupmu, tapi bukan orang yang ingin kamu pilih sepenuh hatimu. Pada titik ini aku merasa; ternyata aku hanyalah cadangan bagimu. Aku hanya orang yang menjadi kekasih saat kamu kesepian. Aku hanya seseorang yang tak pernah benar-benar ingin kamu perjuangkan.
Kamu tau aku berjuang sepenuh hatiku. Aku bekerja sekuat yang aku mampu. Aku mempelajari banyak hal agar bisa menjadi kekasih yang mengimbangimu. Aku ingin menjadi seseorang yang kamu banggakan kepada teman-temanmu. Seseorang yang kamu ceritakan kepada keluargamu. Namun, usahaku ternyata tak ada artinya bagimu. Aku ingin hubungan yang kita jalani adalah hubungan dua orang anak manusia dewasa. Hubungan yang serius. Bukan tempat persinggahan dan kamu bisa memilih pergi kapanpun kamu mau. Namun, kamu nyatanya memang punya tujuan lain. Kamu mmasih menginginkan yang lebih baik. Kamu tidak pernah benar-benar menghargai apa yang aku perjuangkan. Semua yang aku lakukan untuk membuatmu bahagia. dan, pada titik ini aku merasa teramat sedih berjuang sendiri. Aku sedih telah mencintaimu sepenuh hati, sementara kamu setengah hati.

Setelah berpikr panjang, aku memilih untuk meninggalkanmu. Bukan karna aku tidak mencintaimu. Bukan juga karna ketabahanku sudah habis. Aku hanya ingin menghargai diriku sendiri. Hidup dengan seseorang yang tidak menghargai perasanmu akan terasa menyedihkan. Itulah alasanku menyudahi segalanya. Harusnya kamu bersyukur dicintai sesorang seperti aku. Orang yang rela menemanimu dalam keadaan apapun. Orang yang sangat tabah, bahkan begitu lama saat kamu tak juga sepenuh hati. Namun, kamu tidak pernah menyadari semua itu. Dan, kamu juga harus tau. Saat seorang yang kamu bahagiakan tak berniat membahagiakanmu, barangkali memang ada baiknya memberi kesempatan orang lain, yang bersedia saling membahagiakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar